mgid.com, 766271, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Kemiskinan inilah yang membuat Alpiyah tidak mempunyai tempat tinggal, bahkan dia terpaksa


Sukamulya, internasionalpos.com

Ironis Di Kecamatan Sukamulya Masih Ada Masyarakat Hidup Dalam Kemiskinan Ekstrem

Alpiyah (41th) seorang janda beranak 5 asal Kampung Kamuning RT.001/RW. 003 Desa Benda Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan atau masuk kategori warga masyarakat,”Miskin Ekstrem”

Kemiskinan inilah yang membuat Alpiyah tidak mempunyai tempat tinggal, bahkan dia terpaksa menempati sebuah rumah warga sekitar yang sudah lapuk serta kurang layak huni dan seadanya.(21/08/2022)

Diketahui sebelum bercerai, Alpiyah bersama suami dan kelima anaknya tinggal di Kabupaten Serang. Namun karena suaminya menikah lagi, akhirnya Alpiyah berpisah sekitar setahun silam.

Usai bercerai, Alpiyah kembali tinggal di tempat kelahirannya, Kampung Kamuning bersama kelima anaknya. Karena kedua orang tuanya sudah lama meninggal dan tidak mempunyai tempat tinggal, warga pun merasa iba kepada Alpiyah, hingga diberikan tempat tinggal di rumah salah satu warga yang sudah lama tidak dihuni.

Bahkan yang lebih miris lagi, keluarga ini tidak memiliki dokumen kependudukan, baik Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun Kartu Keluarga (KK). Alasanya terhambat biaya. Akibat suaminya yang menikah lagi dengan orang lain, tidak pernah memberikan nafkah untuk kelima anaknya,” jelasnya.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, Alpiyah dan kelima anaknya mereka harus bergantung dengan hasil jerih payah sebagai kuli cuci dan gosok pakaian dengan upah tak menentu. Kadang dibayar Rp.30 ribu. Itu pun hanya sesekali,” terangnya.

Saat ditemui Awak Media, Alpiyah mengatakan, selama ini dirinya harus bekerja sebagai buruh cuci dan setrika pakaian untuk menghidupi kelima anakanya. Itu pun jika dipinta oleh warga sekitar, itu pun tidak tiap hari,” ungkapnya.

“Saya mohon kepada Pemerintah Desa atau siapa saja untuk bisa membantu beban penderitaan yang kami alami, terutama agar dapat memiliki KTP dan KK serta Akte Kelahiran, agar nantinya anak – anak ikut mengenyam dunia pendidikan seperti yang lainnya,” ungkap Alpiyah

“Tak jarang saya menahan tangis, lantaran tidak bisa memenuhi kebutuhan makan, jajan dan belanja sehari – hari untuk anak – anak,”ucapnya.

Apalagi kini anak bungsunya masih berusia 2 tahun, setiap hari butuh asupan ASI. Sedangkan anak pertamanya masih berusia 13 tahun. Dia putus sekolah sampai kelas 6 SD karena keterbatasan biaya,” terangnya.

Alpiyah dan anak – anaknya sendiri mengaku sering mengalami tidak memiliki uang sama sekali untuk membeli beras, hingga terkadang dia pinjam ke tetangga yang merasa iba kepadanya

Ari Ariyanto / posb

Berita Terkait

Top