Warga : Sekolah di buat negara, guru di gaji negara masuk sekolah harus bayar mahal.
Tangerang, internasionalpos.com
Pihak kejaksaan Tangerang belum menangkap Kepsek SMAN 11 Kab. Tangerang, Sepatan, Kab. Tangerang, Banten.
Para orang tuanya mengeluh, diduga anaknya tidak masuk sekolah SMN 11, bahkan ada informasi bahwa Kepsek bersama pengurus Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru (PPSB) diduga kuat ada pungutan liar.
Kini orang tua hampir seteres ulah oknum PPSB SMAN 11 sepatan, Kab. Tangerang.
“Kami minta pada aparat polisi dan kejaksaan agar para PPSB agar di usut dan tangkap”, tuturnya Suedih (40).
Menurut Suedih, sekolah saja sudah di buat ajang korupsi dan melalui tangan-tangan calo, sehingga seolah tidak merasa memungut, tetapi pakai tangan orang lain.
Bahkan kabarnya, dari Rp.6 juta bahkan sampai Rp 8 juta itupun lewat tangan calo.
Menurut Drs. Anwar LSM Trantib, jika itu terdapat bermain dengan tangan orang lain, ini bisa masuk bui.
Itu disebut korupsi berjemaah, dan berkelompok.
Bahkan ada pula oknum Anggota DPRD juga bermain di balik itu.
Setidaknya pihak aparat harus di tangkap dan di mulai penyelidikan lebih lanjut.
Gaduh penerimaan siswa baru di SMAN 11 Sepatan tak ada abisnya selama penerimaan siswa didik baru lewat jalur prestasi masih di kuasai oknum anggota DPR dan Komite.
Dalam pantauan media 3 siswi dari SMPN 1 Rajeg yang masuk ke SMAN 11 Sepatan lewat jalur prestasi harus merogoh kocek 6 juta sampai 8 juta.
Tidak tanggung tanggung calo yang mendapat mangsa calon siswa langsung di minta berkasnya. Masalah bayar belakangan yang penting siswanya di terima.
Jangan takut ga di terima yang masukin anggota dewan ujar salah satu orang tua siswa menirukan calo sekolah yang mamasukan anaknya di sman11 Sepatan.
Suedih (40) warga Sepatan induk mengatakan,anak nya tidak diterima masuk SMAN 11 Kabupaten Tangerang melalu jalur Zonasi dan prestasi.
Setelah itu saya berusaha untuk menemui salah satu komite sekolah SMAN 11 Sepatan. Berharap supaya anaknya dapat dibantu masuk sekolah SMAN 11 Sepatan.
Namun setelah bertemu Oknum Komite ternyata diminta sejumlah nominal uang sebesar 5 juta rupiah.
Suedih hanya bisa mengurut dada karna uang yang di minta oknum Komite sangat besar.
“Karena merasa tidak mampu dan tidak memiliki uang sebesar 5 juta Akhirnya saya menolak permintaan oknum tersebut,” Ujar Suedih kepada wartawan.Kamis (25/7/2024).
Harapan Suedih (40) supaya anaknya bisa diterima sekolah negeri karena memang saya kurang mampu.
Setahun saya sekolah negeri itu gratis dan tidak ada bayaran sekolah pungutan seperti ini.
Di tempat terpisah salah satu waliurid yang tak mau namanya di sebutkan.
“Anak saya masuk sini juga lewat guru yang menerima PPDB. Bayar pak ga ada yang gratis”, ujar wanita paruh baya ini.
Sekolah di buat negara, guru di gaji negara masuk sekolah harus bayar mahal. Anak saya di terima sekolah favorit di Kota Tangerang.
Karna tinggal saya di selatan kasian juga anaknya klau bra gkat jam 5-30 pagi. Klau disini kan bisa brangkat jam 6-30 masih bisa sarapan ujarnya.
Si kutip dari media jakarta,”Dikonfirmasi melalui via wapsat salah satu Komite sekolah SMAN 11 Kabupaten Tangerang ijul muluk tidak mengangkat telepon nya,
Kepada wartawan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tangerang Bibing Sudarman angkat bicara.
Terkait komite sekolah semestinya praktisi yang paling peduli pendidikan yang menjadi seorang komite dan tolong jangan hanya urusin PPDB aja kerjanya.
Bibing menantang awak media dipublis saja memang itu semua fakta yang ada di lapangan,” Kebiasaan setiap PPDB selalu ribut penerimaan siswa.
Apa lagi SMAN 11 Sepatan memang langganan pungli PPDB.
Kepala sekolah Bagio selalu tidak ada di sekolah. Berkali kali awak media belum per ah melihat wajah kepala sekolah SMAN 11 Sepatan, hanya bisa bertemu humas (Daman) atau guru yang lain.
(Prayitno / feri)